Wednesday, June 17, 2015

Nutritalk Juni : Pembentukan Pola Makan Sehat Sejak Dini

Nutritalk Nutrisi Untuk Bangsa mengajak kita Melak Gizi

Ada sesuatu yang istimewa pagi ini, terutama buat saya, kalau biasanya di hari Senin saya paling menghindari perjalanan dari dan ke Jakarta, tapi Senin 15 Juni 2015 kali ini beda, saya mendapat undangan dari pihak Sari Husada lewat Nutrisi Untuk Bangsanya untuk hadir di acara Nutritalk yang memang secara rutin diadakan.
Yang membuat saya lebih tertarik karena topik yang diangkat pas banget dengan kebutuhan saya sebagai orang tua dari 3 orang anak, topiknya  adalah :

Pembentukan Pola Makan Sehat Sejak Dini

Acara di adakan di restoran Bebek Bengil di bilangan h.agus salim Jakarta pusat, tempatnya nyaman dan cozy pas buat acara seperti ini karena atmosfir restoran nyatu banget dengan alam, saya sampai lupa kalau sedang ada di tengah kota Jakarta.

Setelah beramah tamah dan say hi ke teman-teman lain yang datang juga menikmati cake dan kopi yang enak itu, acara pun dimulai tepat pukul 10 pagi.

Acara dibuka oleh Mbak MC yang cantik berekor kuda rambutya, setelah menyapa hadirin yang hadir Mbak MC  mempersilahkan Bapak Arif Mujahidin dari pihak Sari Husada untuk membuka  acara secara resmi, menurut Pak Arif topik ini di pilih karena keprihatinan pihak Nutris Untuk Bangsa dari Sari Husada akan rendahnya kesadanran masyarakat Indonesia akan pentingnya mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang , masih kata Pak Arif bahwa kebutuhan serat pada anak di Indonesia ternyata masih belum tercukupi dari pola makannya sehari-hari, padahal gizi yang lengkap dan serat sangat dibutuhkan tubuh terutama di masa pertumbuhan anak-anak.

Selanjutnya masuklah kita ke acara inti, pemaparan dari narasumber kita yaitu Prof.Dr. Agus Firmansyah SpA(K), Guru Besar di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, beliau biasa di sapa Prof . Agus, dokter anak satu ini pembawaannya tenang dan humoris membuat materi yang dibawakan jadi mudah kita pahami.

Prof Agus menjabarkan bagaimana pola makan yang baik itu terbentuk, hal ini diperlukan pembiasaan sejak kecil, bahkan saat si anak mulai diperkenalkan dengan makanan semi padat, yaitu saat usia 6 ulan keatas atau saat lepas ASI Esklusif, makanan kaya serat dan gizi tinggi sangat diperlukan agar pencernaan sehat dan erdampak akan tumbuh kembang si anak.

Makanan dengan kandungan Glutamine, Zinc, prebiotic, dan fiber yang cukup sangat diperlukan tubuh, terutama anak-anak, dengan tercukupinya zat giz iterrsebut maka alat cerna anak yaitu usus akan menjadi sehat yang itu artinya zat gizi lain yang masuk akan terserap dengan baik, dan patogen atau sel merugikan bagi tubuh akan terhalangi masuk.

 Prof.Agus mengibaratkan zat-zat gizi tersebut seperti penonton yang memenuhi kursi penonton di bioskop, dan bakteri atau kuman merugikan itu sebagai penonton yang terlambat masuk, saat dilihat kursi penonton penuh mereka akan keluar, usus  diibaratkan gedung bioskop tersebut... begitulah temans kenapa zat gizi itu sangat diperlukan

Namun nyatanya orang Indonesia  sangat rendah kesadarannya akan pemenuhan zat gizi tersebut, terutama serat, hanya sekitar 6,5% anak Indonesia yang kebutuhan seratnya terpenuhi (Riskerdas 2013) jadi ada 93,5% dari keseluruhan anak Indonesia yang enggak cukup makan serat.
Serat bisa didapatkan lewat mengkonsumsi buah dan sayur, dan celakanya dua komponen makanan itu sangat tidak populer di kalangan anak-anak, kalau diturutin anak-anak akan sebisa mungkin menghindari duo sehat ini, itulah mengapa orang tua harus ekstra pintar dalam menyajikan dan mengajak anaknya makan sayur dan buah,.

1000 hari pertama pada anak, yaitu semasa kehamilan hingga usia 2 tahun merupakan momen penting buat anak untuk mencapai tumbuh kembang optimal dan mendapatkan kualitas kesehatan yang baik di masa yang akan datang, itulah mengapa orang tua harus mengenalkan pola makan sehat penuh gizi dan serat pada anak sejak dini.

Prof .Agus bersama pihak dari Sari Husada

Setelah penjelasan dari Prof .Agus kami para peserta di berikan kesempatan untuk bertanya, saya tak sia-siakan kesempatan saya langsung bertanya, kenapa setiap kali BAB anak saya fesesnya selalu masih ada sayuran yang tak hancur, apakah normal, Prof.Agus menjawab ternyata hal itu normal karena memang serat agak sulit di cerna dan sistem pencernaan anak-anak belum sempurna, itulah mengapa saat kita mengonsumsi serat kita akan lebih lama merasa lapar kembali, saya juga bertanya apakah di kondisi mentah dan matang kandungan serat di sur dan buah akan sama, dan jawabannya ternyata serat tidak akan hilang ataupun berkurang setelah melewati proses pemanasan.

Dan setelah penjelasan yang panjang lebar dan sangat bermanfaat itu selesai, sekarang waktunya pembagian doorprize dan seperti biasa nama saya enggak pernah nyangkut, semoga lain kali, selain itu ada pembagian hadiah untuk peserta dengan Livetweet terbaik, ada 3 voucher Rp.500 ribu yang siap dibagikan.

suasana pengundian doorprize

Rampung sudahlah semua rangkaian acara Nutritalk kali ini ada banyak sekali oleh-oleh yang saya dapat, selain goodie bag yang menarik yang saya bawa pulang, yaitu bertambahnya pengetahuan saya mengenai zat gizi penting yang dibutuhkan tubuh terutama serat, saya bertekad menaikkan porsi buah sayur di menu makan anak-anak saya sehari-hari,


Yuk nak kita makan sayur dan buah...


buah dan sayur itu penting lho nak.. semoga hais berfoto dengan gunungan buah sayur ini jadi doyan mereka :)

Tuesday, June 16, 2015

#IFIGHTCANCER Harapan Untuk Penderita Kanker


Berbicara masalah penyakit kanker seperti tidak ada habisnya, saya sebagai orang awam tahunya kalau kita sakit kanker Dokter akan mengatakan kalau kita hanya punya waktu enam bulan sebelum akhirnya meninggal dan adegan menyedihkan dalam kurun waktu enam bulan pun dimulai, setidaknya itulah pesan yang sering disampaikan oleh sinetron-sinetron yang saya tonton, maklum Emak Rumah tangga kehidupan saya biasanya tak jauh dari sinetron.

Ternyata itu tidak sepenuhnya benar sodara-sodara... hari sabtu 13 Juni 2015 kemarin saya hadir di satu acara yang diadakan Majalah Femina dan PCC (Parkway Cancer Center) Singapura membuka mata saya apa itu penyakit kanker dan bagaimana menghadapi dan mensupport anggota keluarga atau teman kita yang mengidap penyakit kanker, acara yang bertajuk #IFIGHTCANCER ini di selenggarakan khusus sebagai bentuk kepedulian Femina terhadap penyakit kanker.

Saat saya datang ketempat acara, ternyata suasana sudah ramai, padahal waktu masih mennjukkan jam 8 pagi, menuju meja registrasi saya mendapat tempat di meja no 16, selain mendapat nomor meja saya juga mendapat satu benda yang ikin penasaran, bentuknya seperti scarf panjang dari bahan karet, masih bingung sih mau buat apa benda itu, tapi mau nanya malu juga ya sudah jadinya langsung masuk tas saja.

Meja registrasi yang sudah penuh mulai pukul 7 pagi.


Tepat pukul 8.15 acara dimulai dipandu oleh MC ganteng Arif Tirtosudiro, suasana hangat seketika di ballroom hotel Le Meridien, Jakarta, saat sang MC mulai menyapa para audience, padahal sumpah ruangan itu dingin banget, saya saja sampai harus terus mendekap tangan agar tubuh agak terasa hangat,  norak sih hehe.. selanjutnya acara secara resmi di buka oleh Ibu Petty S Fatima dari Majalah Femina, beliau mengatakan kalau topik tentang kanker ini dipilih berdasar survey pambaca Femina, dan ternyata inilah yang diperlukan para pembaca, terutama wanita, selanjutnya Ibu Patty memberikan penghargaan kepada ketiga narasumber kita pagi itu yang datang dari Singapura.

Nara sumber acara itu terdiri dari tiga Dokter kenamaan dari PCC Singapura, yang pertama Dokter Tan Wu Meng , salah satu medical Oncology di Parkway Cancer Center, dr.Tan menjelaskan tentang data statistik pengidap kanker di Indonesia yang merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di Indonesia no 7, dan kanker payudara merupakan yang terbesar menyerang pasien wanita.
Kalau selama ini kita mengetahui kalau pengobatan kanker hanya kemoterapi, ternyata selain itu ada beberapa pengobatan yang bisa dilakukan yaitu melalui pembedahan atau mengkonsumsi obat yang mampu mematikan sel kanker atau meminimalkan perkembangan sel kanker yang harus di minum setiap hari, dari pengoatan ini sudah banyak pasien tertolong, dr.Tan  mengatakan bahwa :
There’s always hope for no hope

Pembicara selanjutnya yaitu dr.Teoh Tiong Ann, dokter satu ini ahli colorectal cancer atau kanker usus besar, belum ada yang tahu pasti apa penyebab kanker ini tapi pola makan dan merokok di sebut-sebut sebagai salah stu penyebabnya.

Susah buang air besar dan terkadang ada darah di feses dan seringnya muncul perasaan begah di perut merupakan beberapa tanda dari kanker usus besar ini, meskipun demikian tidak selalu gejala-gejala tersebut berarti kanker, perlu dilakukan skrining secara mendalam , dr.Teoh juga menjelaskan bahwa metode Colonoscopy merupakan metode yang bisa diandalkan dalam mendeteksi adanya kanker di usus besar, dokter funky ini menjelaskan bahwa selalu ada jalan dan harapan untuk para penderita kanker bahkan untuk yang telah di stadium 4 meski hanya 5% , namun tetap ada harapan.

Setelah kedua dokter menjelaskan tentang kanker selanjutnya giliran narasumber ketiga memberikan pemaparan tentang kanker, tapi sebelumnya para peserta seminar diajak untuk meregangkan otot dulu, dan ternyata disesi ini benda yang seperti band karet panjang itu digunakan..ooh jadi itu toh gunanya alat itu, namanya exercise band, semacam peregang otot, tarik kanan..tarik kiri kreteek..kelihatan banget yang jarang olah raga *terutamasaya ;)



yaak,,tarik kanan..tarik kiri, badan leih lentur.

Setelah berolah raga ringan kembali kami disuguhi pemaparan tentang kanker, kali ini giliran dr. Ang Peng Tiam, dokter senior ini gamblang sekali menjelaskan tentang usaha-usaha pasien yang berhasil melawan kanker kesemuanya harus di awali dengan tekad yang kuat, sebenarnya banyak sekali foto-foto yang erkaitan dengan itu, tapi sepertinya terlalu serem kalau saya share disini, dokter yang juga penulis buku Hope And Healing, buku tentang penyakit kanker ini menjelaskan kebanyakan orang tidak sadar saat ada kanker dalam tubuhnya dan datang berobat saat sudah stadium lanjut, seharusnya orang harus lebih aware terhadap gejala yang bisa dibaca tubuh.

gaya salah satu dokter menerangkan tentang kanker.


Setelah pemaparan dr.Ang akhirnya acara masuk ke sesi tanya jawab, ada satu pertanyaan yang menarik dari salah satu peserta, apakah penyakit kanker itu menular ? dengan tegas dr.Ang menjawab Tidak, kalau penyakit kanker menular pastilah Dokter yang pertama kali tertulari, juga pertanyaan apabila ada keluarga yang menderita kanker hendaknya anggota keluarga lain waspada.

.
 Diakhir acara dari pihak Femina dan PCC secara simbolik menyerahkan bantuan dan support kepada Yayasan Pita Kuning, yayasan non profit yang berkomitmen dengan pengidap kanker terutama anak-anak di Indonesia.

Hari itu ada kesan mendalam yang saya dapat juga ilmu yang sangat bermanfaat buat saya juga teman-teman yang ada di tempat itu, meskipun pemaparan disampaikan dalam bahasa Inggris namun pesannya sepertiny nyampek pada kami semua.

Sukses buat Femina dan PCC buat acara yang sangat bermanfaat ini, semoga kedepannya orang akan lebih aware akan kesehatan dirinya terutama yang beruhubungan dengan penyakit kanker.

Forum Joy Parenting Memupuk Altruisme Pada Anak

Hari jumat tanggal 12 Juni 2015 kemarin komunitas  Joy Prenting kembali mengadakan forum yang dihadiri anggotanya, dan sekali lagi saya kembali diundang buat ikutan menghadiri acara yang keren abis itu, demi mendapat ilmu baru saya pun rela berempet-empetan di bis buat menuju ketempat acara, tempatnya masih sama di gedung Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, bedanya kali ini kita pakai ruangan bawah dan bukannya ruang audiotarium perpustakaan yang kursinya empuk seperti bulan lalu, hehe...

Acara dipandu tetap oleh Ratih Ibrahim, Psikolog kita yang cantik itu, juga ada mbak Hani dan penyanyi Fla yang membuat suasana serius tapi santai, kenapa serius? Karena memang dalam hal parenting hal yang kita hadapi itu masalah serius yaitu tumbuh kembang anak-anak kita, mereka calon penentu mau dibawa kemana negara ini, tapi tetap harus santai dan enjoy karena parenting itu proses yang harus dinikmati oleh setiap orang tua, hingga anak-anaknya tumbuh menjadi pribadi yang mencintai hidup dan berusaha memanfaatkannya.

Pokok bahasan Joy parenting Forum kali ini adalah Altruisme, apakah itu Altruisme ?

Ternyata Altruisme itu karakter baik yang dibawa anak sejak lahir , jadi saat anak kita lahir sebenarnya sudah ada biit kebaikan dalam dirinya, ini berlaku untuk semua anak lho.. tak perduli siapapun orang tuanya, disebut bibit kebaikan atau good deeds karena hal ini perlu campur tangan orang tua untuk memupuknya dan membuatnya menjadi benih dan tumbuh dengan baik.

Bagaimana memupuk bibit kebaikan itu, sebenarnya banyak sekali hal-hal sedehana yang bisa kita lakukan sebagai orang tua untuk bisa memupuk bibit kebaikan atau good seeds ini, diantaranya:
  • ·         Sapa dan tersenyum pada teman dengan tulus
  • ·         Mengadopsi hewan peliharaan
  • ·         Mengunjungi kakek dan nenek
  • ·         Membantu menyiapkan dan merapikan meja makan
  • ·         Berbagi mainan
  • ·         Dan masih banyak lagi kebaikan yang bisa kita tanamkan ke anak.


Dengan hal-hal sederhana diatas serta kreatifitas dari orang tua, kita bisa membuat benih kebaikan yang ada dalam diri anak kita itu tumbuh dan “meletek” (ini sih istilhnya Mbak ratih) dengan baik
Dalam ilmu Psikologi , menurut Wolfgang Koehler Altruisme ini menduduki peringkat pertama dalam pengelompokan nilai moral, jadi memang menumbuhkan sifat altruisme pada anak akan sangat berpengaruh besar akan nilai hidup yang akan dijalaninya nanti.

Jadi kesimpulannya, sebenarnya ada satu hal penting yang perlu di tanamkan pada anak agar Altruisme atau nilai baik dalam dirinya muncul yaitu selalu tanaman sifat IKHLAS, ikhlas dalam segala hal, dan dalam segala keadaan, dengan begitu anak akan menjadi pribadi yang menerima keadaan, seperti diungkapkan lewat sharing penyanyi Fla yang telah hidup mandiri sejak usia 13 tahun, karena memang tuntutan kerja orang tuanya sebagai diplomat menjadikannya harus berpisah dan berpindah-pindah tempat tinggal, tanpa didampingi orang tuanya, tapi dengan ikhlasnya dia dengan keadaan seperti itu membuatnya bertekad untuk mewujudkan keluarga yang penuh cinta dan menjadi orang tua yang selalu “ada” buat anak-anaknya, itulah wujud ikhlas yang sesungguhnya.


Secara garis besar seperti itulah hasil forum siang itu, sebagai orang tua hal-hal seperti ini sangat bermanfaat sekali buat saya dan juga para orang tua yang hadir diruangan itu, acara berakhir sebelum sholat jum’at dimulai, satu ilmu kembali tertanam di hati dan pikiran kami, ilmu bagaimana menjadi rang tua yang lebih baik untuk anak-anak dengan masa depan yang lebih baik juga, semoga Joy Parenting forum selanjutnya bisa memberikan manfaat lebih besar lagi buat kami.