Friday, August 31, 2018

Menjadi Orangtua dari Anak Berkebutuhan Khusus



Menjadi orang tua dengan anak berkebutuhan khusus sangat tidak mudah, bahkan terkadang menerima predikat itu saja akan menjadi begitu berat bagi sebagian orang, bukan bermaksud menggurui, saya hanya sedikit berbagi dan syukur-syukur kalau tulisan ini bisa menyebarkan semangat buat yang mampir untuk membacanya.

Sebelum membahas jauh-jauh bagaimana sikap kita sebagai orang tua dengan anak berkebutuhan khusus, kayaknya ada baiknya kita tahu dulu apa sih yang dimaksud dengan Anak Berkebutuhan Khusus itu.

Tidak setiap anak mengalami perkembangan normal. Banyak di antara mereka yang dalam perkembangannya mengalami hambatan, gangguan, kelambatan, atau memiliki factor-faktor resiko sehingga untuk mencapai perkembangan optimal diperlukan penanganan atau intervensi khusus. Kelompok inilah yang kemudian dikenal sebagai anak berkebutuhan khusus.(diambil dari http://pendidikanabk.blogspot.co.id/2011/10/definisi-anak-berkebutuhan-khusus.html)

Anak ketiga saya, Hania lahir dengan berat badan normal lewat persalinan sesar, di usia 2 tahun, saya merasa ada yang salah dengan perkembangannya, saat teman-teman seumurannya sudah mulai lancar bicara, Hania masih belum ada tanda-tanda mengeluarkan kata-kata, dan akhirnya saya putuskan untuk mulai mengambil tindakan serius untuknya, saya mulai konsultasi ke Dokter Spesialis Tumbuh kembang dan menjalani beberapa terapi.

Nah.. dari tempat terapi itu, saya bertemu dengan banyak orang tua yang juga memiliki persoalan yang sama, bahkan kebanyakan lebih berat dari saya, dari situ saya menyimpulkan beberapa poin penting yang bisa kita terapkan 

*kalau mau menambahkan silahkan*

Cintai dan terima anak kita apaadanya

Ini adalah syarat utama, apapun keadaanya, terima dan syukuri keberadaanya, jangan pernah merasa kecewa sedikitpun, selalu berpikir kalau kita ini sangat istimewa sehingga Allah memberikan anak yang istimewa untuk kita, jangan pernah membandingkan dengan anak orang lain.


Cari informasi sebanyak-banyaknya

Bila anak kita terindikasi mengalami kebutuhan khusus jangan pernah tutup mata, jangan menjadi orang tua pasif, diusia berapa anak mulai berjalan, diusia berapa anak mulai bisa mengucapkan kata-kata, kenapa anak kita tidak ada eye contact, semakin dini diketahui semakin baik.

Jangan pernah menutup mata dengan perkembangan anak kita, banyak sumber informasi terpercaya yang bisa kita dapatkan baik dari Posyandu, searching di internet, televisi atau tenaga kesehatan, tapi meskipun demikian banyak informasi yang didapat tapi tetap dengarkan kata hati, karena biasanya instink orang tua tepat dan baik untuk anak-anaknya.

Selain itu juga caritahu bagaimana anak berkebutuhan khusus kita bisa berkembang dengan baik, salah satunya dengan mencari sekolah inklusi atau khusus ABK  yang tepat untuk anak kita (bila sudah masuk usia sekolah)

Saya saat mengetahui Hania mengalami speech delay dan gangguan konsentrasi, sempat menemui beberapa Dokter Tumbuh Kembang, dan mereka mendiagnosa berbeda-beda untuk masalah hania ini, dan saya akhirnya memilih pengobatan dan terapi yang menurut saya sesuai untuknya.

Jangan tutup dunianya

Banyak saya dengar kasus orang tua yang tak pernah membiarkan anaknya untuk keluar rumah karena sering tantrum dan bertindak aneh, atau dia tak mau repot menggendong-gendong atau mengawasi anaknya saat dikeramaian, kalau saya berpendapat lain, selama persiapannya bagus sebenarnya tidak mengapa mengajak si "spesial" ini jalan-jalan dan bersosialisasi dengan anak lain asal yah itu selalu diawasi.


 Beri perhatian lebih tapi bukan semua perhatian


Tak bisa dipungkiri kalau orang tua dengan anak berkebutuhan khusus akan rela memberikan waktunya untuk si anak 24 jam sehari, tapi perlu diingat terutama untuk orang tua dengan anak lebih dari satu, kalau perhatian kita tak hanya untuk si "spesial" ini, ada anak lain yang juga butuh kasih sayang dan perhatian kita, lebih bijaknya kalau kita juga berikan perhatian yang sama besar untuk anak yang lain agar saudaranya ikut memberikan kasih sayang dan perhatian untuknya.

Hania adalah anak ketiga saya, itu artinya kakak-kakaknya pasti butuh perhatian juga donk dari saya dan suami, memang cukup pelik bila disituasi seperti ini, dan ini juga dialami oleh para orang tua yang saya temui di tempat terapi Hania.

Beri waktu untuk diri kita sendiri

Menjadi orang tua dengan anak berkebutuhan khusus memang melelahkan, tapi tak ada salahnya memberikan waktu untuk kita sendiri boleh lah dibilang me time, tapi saya lebih setuju kalau dibilang sedikit menghentikan waktu.

Saya menggunakannya dengan menulis dan ikut beberapa event yang saya anggap bermanfaat, dan menghasilkan tentunya.. teteup

Menurut saya poin-poin itu layak diperhatikan buat para orang tuan dengan anak berkebutuhan khusus, masih banyak hal lain yang bisa ditambahkan mungkin pembaca tulisan ini berkenan menambahkan, agar bisa jadi penyemangat buat yang lain, saya persilahkan.

No comments:

Post a Comment