Saturday, October 20, 2018

Nobar Film Dancing in The Rain Bersama Forkasi Bekasi



Pernah tidak membayangkan menonton film yang bercerita tentang diri kita sendiri, rasanya pasti sedang bercermin yah..
 
Dan inilah yang dialami sekitar 150an orang dalam studio 4 XXI Revo Mall Bekasi, hari itu tanggal 18 Oktober 2018, bisa jadi akan merupakan hari bersejarah buat yang hadir untuk mengikuti nobar ( Nonton Bareng ) film Dancing in The Rain.
 
Semua peserta nobar ini adalah anak-anak berkebutuhan khusus dan Orangtuanya, beberapa diantara mereka ada yang Downsindrome, ASD, ADHD , tuli dan anak- anak isimewa yang memiliki masalah dengan tumbuh kembangnya.
 
Pintu studio dibuka sekitar jam 14.30, tapi jangan ditanya dari jam berapa mereka datang, ada yang sudah dari jam 12 an mereka dengan setia menunggu tiket dibagikan, banyak sekali tawa dan kebahagiaan hari itu, dan ini yang tidak bisa dinilai dengan apapun juga.
 
Ketika seorang Ibu mendekati dan memeluk saya, kaget donk... tapi si Ibu ini berkata

“ Terima kasih yah... sudah bikin acara ini, anak saya downsindrom, dia bahagia sekali bisa nonton film ini bareng teman-temannya” dan sayapun meleleh...

Acara nobar ini digagas oleh Forkasi ( Forum Komunikasi Anak Spesial Indonesia) yang tersebar di seluruh Indonesia, dan kebetulan saya dan teman-teman berada dalam tim kepengurusan untuk wilayah Bekasi.

Apalagi selain nobar ini, juga ada kejutan manis dari pihak produsen film ini, beberapa pemain film ini juga turut hadir di acara nobar ini, ada Bunga Zaenal, Dave Mahenra dan Joshua Rundengan (pemeran Radin kecil)  tak ayal ketiganya jadi daya tarik tersendiri di acara in
i.





Seluruh kursi penonton terisi penuh, sampai-sampai kami para panitia harus mengalah di detik-detik terakhir pas film akan dimulai ada beberapa siswa beserta Gurunya dari SLB di wilayah Bekasi yang ternyata ingin menonton film ini juga, sebenarnya mereka sudah mendaftar tapi ternyata sudah penuh, dan mereka berharap dengan datang langsung kelokasi nanti bakalan dapat tiket..iya sih dapat, tapi itu jatah kami...hehehe, tapi tak apalah kami bahagia kalau mereka bahagia.





Acara nobar dimulai dengan opening dari pihak Forkasi Bekasi dan juga interaksi para pemain film dengan para penonton, ada acara bagi-bagi hadiah dan pertukaran cinderamata juga lho...


Ketua Forkasi Bekasi Ibu Ade Nurhasanah mengungkapkan kalau beliau sangat bahagia karena akhirnya ada film keluarga yang mengangkat sisi lain anak dengan Autisme, dan beliau juga senang dengan kerja timnya yang kompak hingga acara Nobar ini berlangsung lancar.


Keriweuhan panitia Nobar


 
Film Dancing in The Rain, siapkan tisu




Saya sebenarnya bukanlah penikmat film sejati, bukannya apa-apa.. sejak punya Hania yang memang hiperaktif dan buttuh perhatian penuh, buat saya nonton film dengan durasi panjang dan harus berdiam lama itu hanya sebuah keniscayaan hahaha...apalagi kalau filmya hanya sekedar film yang biasa saja.
 
Tapi tidak dengan film Dancing in The Rain, saya enggak pernah menyesal duduk di depan layar bioskop 2 jam lebih untuk mengikuti jalan ceritanya.
 
Film yang menceritakan tentang Banyu ( Diimas Anggara) seorang anak pengidap ASD ( Autisme Sindrom Disorder) yang sejak kecil ditinggal Orangtuanya dan hidup bersama Neneknya, Eyang Ti ( Christine Hakim) yang mencintainya dengan sepenuh hati.
 
Di kehidupan Banyu, seperti biasa, anak dengan sindrom seperti ini masalah paling utama yang paling sering dihadapi adalah perilaku orang atau anak-anak sebaya disekitarnya, bullying, ejekan dan dikucilkan.

Diperjalannya Banyu menemukan teman-teman sejati yang selalu melindunginya yaitu Radin ( Dave Mahenra) dan Kinara ( Bunga Zaenal), mereka selalu bersama-sama dan saling mendukung, sampai mereka menginjak usia dewasa, meskipun lingkungan sekitar mereka banyak sekali yang menentang persahabatan mereka ini.

Dibeberapa bagian,   alur cerita ada yang sedikit yang bisa ditebak, seperti Radin yang akhirnya jatuh cinta dengan Kinara yang ternyata memiliki penyakit mematikan yang bersarang ditubuhnya.
 
Namun selebihnya  film ini banyak kejutan yang memang harus ditonton sampai habis, dan jangan lupa sediakan tisu yah kalau mau nonton, karena memang dibeberapa adegan enggak terasa mata ini akan basah.


Ada adegan yang menurut saya paling epik, saat sang Psikolog ( Ayu Diah Pasha) menjelaskan kalau ternyata banyu mengidap Autisme, ini momen paling ter”wow” dan dialami hampir semua Orangtua yang anaknya tenyata mengidap Autisme atau kelaianan bawaan lain, ekspresi wajah Eyang Ti waktu itu dapet banget, dan sukses membuat kami dikursi penonton ikut terisak, apalagi yang pernah mengalaminya, ini adalah momen terberat.



Banyak sekali yang bisa diambil dari film ini, buat Orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus menonton film ini seperti memberikan harapan kalau anak-anaknya juga bisa sukses, dan untuk Orangtua yang tidak memiliki anak berkebutuhan khusus film ini ingin menyampaikan kalau para ABK ini sama seperti anak-anak lain yang diakui keberadaannya. 

Film ini juga mengingatkan kita kalau malaikat penolong bisa datang dalam bentuk apa saja,  dan siapa saja, bahkan dalam bentuk seseorang yang kita tidak pernah perdulikan. 

So.. .Kalau ingin mencari film yang berkualitas akhir pekan ini,  dan bisa ditonton seluruh keluarga,  sepertinya film Dancing in The Rain ini bisa saya rekomendasikan.

No comments:

Post a Comment