Laman

Thursday, September 13, 2018

Ingin Anak Terhindar dari Stunting? Perhatikan 2 Hal Ini


sumber foto : sehatnegeriku.kemkes.go.id

Saat pertamakali mendengar kata stunting, apa yang terlintas dalam pikiran kita ? pendek, cebol, tidak sehat, pasti seperti itu.

Perlu diketahui, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Menkes menerangkan bahwa  anak dengan stunting memiliki kelemahan dan berkorelasi terhadap: IQ yang rendah, tinggi badan dan berat badan tidak sesuai grafik perkembangan, serta rentan terhadap penyakit ( saya kutip dari pernyataan menteri kesehatan yang dimuat di depkes.co.id)

Saya menikah di usia yang cukup muda, terlalu mudah malah buat sebagian orang, 19 tahun, suami berusia jauh diatas saya, tapi yang menjadi sedikit beban adalah tinggi badan suami yang kalau bisa dibilang lumayan pendek untuk ukuran orang Indonesia, sedangkan saya juga tidak termasuk berbadan tinggi.

Keluarga sehat, keluarga bahagia

Saya sempat berpikir kalau nantinya anak-anak kami bakalan lebih pendek lagi, tapi berbekal informasi dari beberapa sumber saya jadi yakin kalau genetik bukanlah penyebab utama tinggi-pendeknya ukuran tubuh seseorang, tapi kualitas gizi juga sangat berpengaruh.

Jadi apa sebenarnya apa yang bisa dilakukan para Orangtua agar menghindari terjadinya stunting ini pada anaknya, dari beberapa sumber saya bisa berikan tips-tipsnya :

 Perhatikan kesehatan suami-istri saat memutuskan menikah

Tujuan pernikahan adalah melanjutkan keturunan, dan kondisi badan dan mental yang sehat dari kedua mempelai harus baik, agar siap untuk memiliki anak.

ikuti tes kesehatan yang dianjurkan untuk dilakukan sebelum atau sesaat sebelum menikah, ada beberapa tes yang bisa dilakukan oleh pasangan sebelum menikah, diantaranya 
  • Tes darah secara lengkap
  • Tes golongan darah serta Rhesus
  • Tes urin, untuk mengetahui ada tidaknya ISK
  • Tes TORH
  • Tes HIV
  • Pemeriksaan gigi dan mulut
  • Tes Hepatitis B dan C
  • Tes Hormon Tiroid
  • Tes Sperma
  • Tes Infeksi menular Seksual
Semua tes itu perlu dilakukan, karena nantinya untuk persiapan bagi kedua mempelai, terutama mempelai wanita yang akan hamil dan memiliki anak.


 Setelah menikah, perhatikan 1000 hari pertama kehidupan anak.

Fase terpenting dalam kehidupan seseorang adalah 1000 hari pertama dlam kehidupannya, yaitu :
  1. Kira-kira 270 hari selama dalam kandungan
  2. Kira-kira 730 hari atau 2 tahun pertama kehidupan. 
Dimasa ini pengetahuan dan kesiapan Orangtua sangat diperlukan, agar nantinya anak bisa tumbuh dengan baik dan saat hamil ini sempurna, lalu apa saja yang bisa dilakukan di 1000 hari pertama kehidupan anak ini.

Nah...setelah tahu waktu yang tepat untuk perkembangan seorang anak, sekarang kita akan bahas hal apa yang harus dilakukan agar anak kita terbebas dari stunting, ada 2 poin penting, yang ke 1 perhatikan asupan gizinya dan yang ke 2 hindarkan anak dari penyakit berbahaya dengan Imunisasi.


1. Memperhatikan Asupan Gizi


Saat hamil
 Biasanya seorang Ibu baru tau kalau dia hamil saat usia kandungannya paling tidak berusia 4 minggu, padahal di minggu pertama itu adalah fase yang sangat penting ntuk pembentukan otak janin, jadi sebaiknya setelah menikah tak perlulah pakai acara diet dengan mengurangi asupan makanan agar terlihat langsing , karena asupan makanan yang baik saat Ibu hamil akan sangat diperlukan unttuk kesehatan janin dalam kandungan

Konsumsi sumber makanan dengan zat gizi tinggi, perhatikan asupan zat gizi makro dan mikro. Yang termasuk dengan zat gizi makro adalah protein, karbohidrat, lemak, serat, dan air. Sedangkan jenis zat gizi mikro lebih banyak dan bervariasi dibandingkan dengan zat gizi makro, seperti zat antioksidan, berbagai macam vitamin serta mineral.

Pola makan dengan gizi seimbang juga sangat dianjurkan untuk Ibu hamil, meski terkadang ada perasaan mual dan malas makan, tapi asupan gizi harus tetap masuk, disinilah perlunya kreatifitas dalam mengolah asupan gizi agar bisa diterima tubuh si Bumil.



Saat Menyusui 0-6 bulan
Hamil dan menyusui adalah paket anugerah terlengkap bagi seorang Ibu, sebaiknya dijalani dengan ikhlas dan bahagia, ini akan berpengaruh pada kesehatan si Ibu dan artinya produksi ASI akan meningkat sehingga bayi akan bisa terpenuhi asupan gizinya, kualitas ASI yang baik sangat berpengaruh dengan tumbuh kembang bayi, bayi akan terhindar dari beragam penyakit dan resiko stunting karena kebutuhan att gizinya terpenuhi.

Porsi makan Ibu menyusui memang berbeda dengan wanita pada umumnya karena Busui ini harus mengonsumsi makanan dangan zat gizi tinggi lebih banyak agar produksi ASInya juga banyak dan berkualitas.

ASI ekslusif selama 6 bulan sejak bayi dilahirkan sangat dianjurkan, karena di usia itu hanya ASI sumber makanan yang bisa diserap sempurna oleh bayi.

Diusia ini bayi uga harus mendapatkan perlindungan dari berbagai macam penyakit lewat pola hidup sehat Orangtua dan juga vaksinasi atau imunisasi.

Saat mulai MPASI 6 bulan keatas
Di usia 6 bulan keatas perut bayi sudah mulai bisa menerima makanan padat untuk menunjang tumbuh kembangnya, di fase ini Ibu harus mulai terbiasa menyiapkan MPASI yang baik dan beragam isinya.

MPASI yang baik terdiri dari beragam jenis bahan makanan yang dihaluskan atau diproses sesuai usia bayi, jadi jangan hanya memberikan satu jenis makanan saja untuk bayi sebagai MPASI nya, beragam sumber karbohidrat seperti beras, jagung, gandum atau oat juga sumber protein seperti daging, ayam, ikan, atau tempe/tahu bisa  tak lupa beragam jenis sayuran bisa diberikan asal diproses sesuai kemampuan mengunyah si bayi

2.Imunisasi untuk Pencegahan Penyakit


Ini adalah poin ke 2 yang bisa dilakukan oleh kita sebagai Orangtua untuk menghindari Stunting, yaitu mencegah terjangkitnya penyakit berbahaya pada anak kita sehingga tumbuh kembangnya tidak terhambat.

Salah satu hal yang bisa kita lakukan adalah  lewat imunisasi.

Tidak bisa dipungkiri kalau imunisasi ini selalu saja ada pro dan kontranya, beberapa orang menganggap kalau imunisasi adalah pencegahan yang sia-sia, tapi kalau menurut saya imunisasi adalah usaha agar kita tidak terjangkit penyakit yang lebih berat.

  • Imunisasi  merupakan cara yang cepat, aman, dan sangat efektif.
  • Sekali anak  diimunisasi, tubuh anak dapat melawan penyakit yang menyerangnya.
  • Jika anak tidak diimunisasi, anak akan mempunyai risiko lebih tinggi untuk terkena penyakit yang dapat menyebabkan kecacatan, bahkan kematian.
Lalu kapan sebaiknya imunisasi iitu diberikan yah agar anak kita tumbuh sehat dan mendapat perlindungan dari beragam penyakit

Sebelum dan saat hamil 

 Ibu yang sedang menyiapkan kehamilan dan sedang hamil perlu sekali mendapat perlindungan dari penyakit untuk dirinya juga anin yang dikandungnya, ada beberapa vaksin yang bisa diberikan untuk Ibu dengan persiapan kehamilan dan Ibu hamil :

  • Tetanus Toksoid, ntuk menghindarkan terjangkitnya penyakit Tetanus pada bayi, sebenarnya bisa diberikan sebelum pernikahan, tapi bila terlewat bisa dilakukan saat si Ibu hamil, vaksinasi ini dilakukan 2 X, biasnya diusia awal kehamilan dan menjelang persalinan.
  • Hepatitis B.biasanya seorang Ibu hamil tidak mengetahuiii kalau dirinya terjangkit hepatitis B, padahal ini bisa menular ke janin yang dikandungnya, karena itu Ibu hamil sangat perl mendapat imunisasi ini.
  • Meningococal, meski kurang popler vaksin ini perl untuk mencegah penyakit radang selaput otak yang mungkin menyerang si bayi.
  • Campak, Gondong dan Rubella (MMR), vaksin ini sebenarnya juga bisa diberikan saat masa persiapan kehamilan,Campak merupakan penyakit yang sangat menular disebabkan oleh virus. Campak diawali dengan demam, batuk, dan hidung berair lalu diikuti oleh ruam kemerahan pada beberapa hari setelahnya. Gondong juga penyakit virus menular yang menyebabkan kelenjar ludah membengkak. Bila terinfeksi salah satu penyakit ini selama hamil, resiko keguguran meningkat (campak juga meningkatkan kemungkinan persalinan prematur). Virus rubella yang juga dikenal dengan campak Jerman, muncul seperti gejala flu diikuti ruam. Rubella bisa berbahaya selama kehamilan. Hingga 85 persen bayi dari ibu yang terkena rubella selama trimester pertama mengalami cacat lahir serius seperti kehilangan pendengaran dan ketidakmampuan intelektual

Bayi dan anak usia  0 - 18 tahun

Saat anak lahir sebaiknya memang sudah dipersiapkan perlindungan dengan baik, salah satunya dengan memberikan imunisasi, ingat tidak, saat pulang dari rumah Sakit atau rumah bersalin biasanya anak sudah diimunisasi, karena setelah bayi diluar kandungan artinya sudah harus menghadapi lingkungan sekitarnya yang mungkin saja terkontaminasi.

imunisasi sebenarnya dibagi dalam 2 kategori, yaitu Imunisasi dasar dan Imunisasi lanjutan.

Imunisasi Dasar meliputi :
  • Usia 0 bulan: BCG, HB-0, Polio-0
  • Usia 2 bulan: DPT/HB/Hib-1, Polio-1
  • Usia 3 bulan: DPT/HB/Hib-2, Polio-2
  • Usia 4 bulan: DPT/HB/Hib-3, Polio-3
  • Usia 9 bulan: Campak
Jadwal imunisasi ini sebaiknya jangan sampai terlewatkan, karena nantinya akan berdampak pada kesehatan anak lho.. kalau saya dulu selalu rajin datang ke Posyandu, karena selain kita tahu perkembangan anak kita, biasanya para kader Posyandu ini akan mengingatkan kita jadwal Imunisasi yang harus diterima anak kita sesuai yang tertera di KMS ( Kartu Menuju Sehat)

Moment terpenting kehidupan manusia memang dipengaruhi 1000 hari pertamanya, tapi perlindungan diri dari berbagai penyakit serius juga harus dilakukan setelahnya, itulah kenapa diperlukan Imunisasi lanjutan atau Booster  yang bisa diberikan ke anak hingga usia 18 tahun, yaitu :
  • Usia 1-4 tahun: DPT, polio, MMR, tifoid, hepatitis A, varisela, influenza, HiB, pneumokokus.
  • Usia 5-12 tahun: DPT, Polio, campak, MMR, tifoid, Hepatitis A, varisela, influenza, pneumokokus.
  • Usia 12-18 tahun: Td, hepatitis B, MMR, tifoid, hepatitis A, varisela, influenza, pneumokokus, HPV.
  • Usia lanjut usia:Influenza, pneumokokus
.
Jadwal imunisasi anak, sumber foto idmedis.com

Ada juga imunisasi diberikan karena ada kejadian luar biasa atau sedang terjadi penyebaran penyakit di satu daerah itu, seperti saat ini Pemerintah melalui Kementrian Kesehatan sedang gencar mensosialisasikan Imunisasi MR untuk mencegah penyebaran penyakit Campak dan Rubella yang sangat berbahaya.

Meskipun banyak yang berpendapat negatif tentang vaksin ini, melihat dari sisi kehalalannya yang sempat santer diperdebatkan beberapa waktu lalu, tapi mengingat ini adalah tindakan ikhtiar agar penyebaran penyakit tidak semakin meluas jadi ada baiknya kita berpikitr bijak dan melaksanakannya.

Anak yang terjangkit Rubella, sumber foto : pikiranrakyat.com

Diimuunisasi = bebas penyakit ? tidak selalu seperti itu, tapi setidaknya ini adalah usaha kita, dan kalaupun anak terserang penyakit yang berkaitan dengan vaksin yang dierikan, biasanya tidak akan terlalu parah

Saya ingat saat kecil sekitar usia 1 tahun lebih anak sulung saya terkena Campak, karena memang hampir seluruh lingkungan kami terjangkit, tapi Alhamdulillah tidak terlalu parah, karena memang sudah mendapat perlindungan dengan Imunisasi campak di usia 9 bulan.

Jadi sudah tahu kan.. kalau untuk mendukung tumbuh kembang anak memang harus dimulai sejak dari persiapan hamil, asupan gizi yang tepat serta Imunisasi sesuai jadwal akan menghindarkan anak dari  Stunting.

Terimakasih sudah membaca artikel ini, dan semoga bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang tumbuh-kembang anak-anak kita,


Artikel ini saya ikut sertakan dalam Kompetisi Media Sosial Kemetrian Kesehatan RI













No comments:

Post a Comment